BRTI Kurang Tegas Sikapi Telkomsel?

Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) dianggap kurang tegas menyikapi kasus penawaran ringback tone (RBT) 'ayo semangat' oleh Telkomsel. Bahkan BRTI seolah mendua dalam menyikapi kasus tersebut.

Seperti diketahui, 450 ribu pelanggan sempat terpotong pulsanya saat menolak penawaran ring back tone (RBT) 'ayo semangat' milik The Changcuters.

"BRTI secara lembaga belum mengambil keputusan apapun terkait apakah ada pelanggaran atau tidak yang dilakukan Telkomsel. Keputusan BRTI akan diambil dalam forum tertinggi BRTI, yaitu Pleno BRTI," kata anggota BRTI, Heru Sutadi kepada okezone, di Jakarta, Kamis (15/7/2010).

Dikatakan Heru, sesuai prosedur standar, beberapa hari lalu, BRTI memang sudah memanggil Telkomsel untuk klarifikasi layanan yang mendapat keluhan dari masyarakat. Klarifikasi Telkomsel inilah yang akan dibahas lebih dulu dalam Rapat Pleno, yang tentunya akan dilihat bagaimana aturan dan ketentuan yang ada.Sesuai PM. 1/2009, layanan jasa pesan premium maupun layanan SMS broadcast, harus mendapat persetujuan dari konsumen lebih dulu sebelum aktivasi. Sehingga, tidak serta merta konsumen harus membayar layanan tanpa konsumen ditanyakan setuju atau tidak.

Untuk memberikan perlindungan konsumen, bilamana ada kesalahan yang dilakukan operator, maka operator sesuai ketentuan wajib mengganti rugi secara wajar kerugian yang ditanggung konsumen secara langsung.Saat ini BRTI juga menengarai adanya penggunaan nomor layanan SMS Premium yang membingungkan konsumen dengan penggunaan * maupun di mana nomor-nomor tersebut tidak terdaftar di BRTI penggunaannya.

Karena itu, lanjut Heru, dalam waktu dekat BRTI juga akan segera mengirim edaran ke seluruh operator untuk menggunakan penomoran layanan Jasa Pesan Premium sesuai dengan nomor yang terdaftar di BRTI.
Jika nomor-nomor tersebut tetap dipakai, maka jelas ini merupakan pelanggaran PM. 1/2009 dan merupakan penggunaan nomor yang tidak sah.
Sikap Heru ini bertolak belakang dengan anggota BRTI lainnya Danrivanto Budhijanto, M Ridwan Effendi, dan Iwan Krisnadi, yang menegaskan Telkomsel tidak menyalahi aturan.
"Itu pendapat awal, tapi keputusan ada di pleno, karena ketua BRTI tidak ikut klarifikasi kemarin," kata Heru
Heru menyatakan bahwa dalam kasus ini BRTI bukannya mendua." hanya penegasan bahwa ini tetap akan dibahas di pleno lebih dulu," kata Heru

Pernyataan Danrivanto dan Ridwan tersebut diungkapkan saat pertemuan dengan Telkomsel beberapa waktu lalu. Danrivanto menegaskan bahwa Telkomsel tidak melanggar peraturan dari sisi regulasi.

Dalam pertemuan tersebut BRTI mengklarifikasi program promo NSP 1212 Telkomsel yang diberikan untuk sebagai apresiasi kepada pelanggan setianya. Telkomsel menjelaskan mekanisme bagaimana program tersebut ditawarkan melalui SMS. Pada dasarnya program promo NSP 1212 berupa lagu ‘Ayo Semangat’ dari the Changcuters tersebut ditawarkan kepada para pelanggan setia yang terpilih.

NSP yang ditawarkan tersebut tidak otomastis di-inject ke nomor pelanggan, sehingga pelanggan tidak akan dirugikan. Pelanggan yang bersedia menerima promo NSP 1212 diwajibkan mengirim kata kunci yang akan dikirimkan kemudian oleh Telkomsel. Sedangkan pelanggan yang menolak, bisa langsung mengirimkan SMS ‘no’ yang tidak memotong pulsa pelanggan yang bersangkutan. Dalam hal ini, sebagian kecil pelanggan yang terpotong pulsanya saat menjawab SMS ‘no’ sudah semuanya di-refund oleh Telkomsel per Senin (12/7) kemarin.

Telkomsel menyatakan bahwa Danrivanto pun menerima penjelasan Telkomsel bahwa tidak ada pelanggan yang dirugikan karena sudah dilakukan proses refund oleh Telkomsel.

"Dengan pernyataan dari BRTI tentang program promo NSP 1212 ini, Telkomsel telah membuktikan bahwa kepentingan dan kepuasan pelanggan tetap menjadi prioritas dan apresiasi kepada pelanggan akan tetap diberikan dengan cara-cara yang kreatif dan memberikan nilai tambah (value added)," ungkap Deputy VP Corporate Secretary Bidang Communication & Relations Management Aulia E. Marinto dalam keterangannya.