Selasa, 31 Agustus 2010

BTPN Lirik Bisnis Jual Beli Pulsa


Pulsa-Murah Bank Tabungan Pembangunan Negara (BTPN) memperkuat penetrasi di sektor mikro melalui diversifikasi usaha di bidang penjualan pulsa elektronik. Diversifikasi ini khusus bagi debitur kredit mikro yang sudah terjaring dalam program Mitra Usaha Rakyat (MUR).

Area Capacity to Grow Spesialist (ACS) BTPN Surabaya Thomas S Prihatno mengatakan, para debitur kredit mikro selama ini banyak yang berminat mengembangkan usaha mereka, namun tidak tahu bidang apa yang ingin dikembangkan.

“Mereka punya modal mendiversifikasi usaha meski tidak besar, tapi bingung dengan bidang yang digarap,” ujar Thomas, Sabtu (21/8).

Ia mengatakan, pihaknya mengarahkan ke bisnis pulsa karena potensi pertumbuhan bidang telekomunikasi cukup bagus. Kerjanya tidak perlu ekstra, tapi mendatangkan keuntungan yang lumayan.

Untuk menekuni usaha Pulsamu atau jual pulsa elektronik, debitur cukup memiliki modal awal minimal Rp 320.000. Transaksi penyetoran dan penarikan berikutnya melalui BTPN.

“Jadi, kebanyakan debitur kredit mikro. Tapi ada pula debitur baru karena bisnis ini sifatnya bisa dilakukan kalangan pelajar hingga ibu rumah tangga,” katanya.

Program ini baru diluncurkan Juli dan peminatnya tercatat 40 orang. Di kawasan Surabaya Barat, debitur kredit mikro Mitra Usaha Rakyat (MUR) yang masih eksis tercatat 240 orang.

Branch Manager BTPN Surabaya Ahmad Sholahuddin menambahkan, program Pulsamu merupakan peluang usaha yang tidak memerlukan modal besar, namun bisa mendatangkan keuntungan cukup bagus.

“Kalau penyaluran kredit mikro hanya mengandalkan MUR dan KUR saja rasanya penyerapan akan lambat. Harus ada diversifikasi,” imbuh Ahmad.

Plafon MUR di BTPN maksimal hingga Rp 1,5 miliar. Total pengucuran MUR sampai Juli kisaran Rp 40-50 miliar. Target sampai akhir 2010 Rp 9 miliar.

“Rata-rata penambahan untuk MUR per bulan 20-25 debitur, rerata pinjaman Rp 30–100 juta, dengan bunga 1,5–2 persen per bulan dan tenor 3–5 tahun,” ujarnya.

Diakui Ahmad, penyerapan kredit mikro sedikit melambat, mengingat ketatnya persaingan di pasar.

“Tapi untung edukasi masyarakat tentang perbankan cukup bagus. Jadi banyak pelaku usaha yang tidak bankable, sekarang sudah bankable,” jelasnya.

Pengurus Asosiasi Pengusaha Server Pulsa Indonesia (Aspindo) Jatim M Husin mengatakan, bisnis jual beli pulsa elektrik sedang booming. “Lihat saja trafik penggunaan voice, SMS dan data makin tinggi. Otomatis ikut mengerek konsumsi pulsa,” sambung Husin.

Ia juga mengakui, bisnis penjualan pulsa isi ulang elektrik di tingkat pengecer atau ritel terus bermunculan. harga yang ditawarkan makin bersaing. Tak heran jika perbankan melirik usaha ini. “Karena potensinya bagus,” yakinnya.

Di Jatim, ada sekitar 5.000 sub dealer yang masing-masing membawahi rata-rata 5.000 agen/pengecer. Jadi, sedikitnya ada 25.000 agen penjual pulsa elektrik.

Meski ada yang tidak aktif, tapi setiap bulan agen pendaftar terus bertambah. Dari sub dealer ke agen ada yang dijual ke umum dan ada yang dikonsumsi pribadi.

jual-pulsa



Bookmark and Share

1 komentar:

Mr.Herry,  Rabu, September 22, 2010  

semakin ketatanya kebijakan dalam risk. dengan bunga yang relatif tinggi yang sekaran produk bebas sampai 3u%, membuat proses penjualan semakin lambat, terbukti bulan september dengan nilai achievment rata-rata yellow ,

Posting Komentar

  ©Template by Dicas Blogger.

TOPO