Selasa, 31 Agustus 2010

Penjualan Ponsel 2009 Capai 1,211 Miliar Unit


JUMLAH penjualan telepon seluler pada 2009 mencapai 1,211 miliar unit. Angka ini menurun sekitar 0,9% ketimbang penjualan pada 2008.

Dilansir melalui Cellular News, menurut perusahaan riset Gartner, meski total penjualan dalam satu tahun terakhir mengalami penurunan, namun pada kuartal terakhir 2009, penjualan ponsel membukukan pertumbuhan single digit dengan total penjualan ke end user mencapai 340 juta unit. Angka ini naik 8,3% dibanding kuartal yang sama tahun 2008.
“Akhir kuartal merupakan kabar yang menyenangkan bagi indus­tri ponsel dengan peningkatan penjualan di segmen smart­phone dan ponsel low-end,” ujar Direktur Peneliti Gartner Carolina Milanesi.

Menurut Milanesi, penjualan ponsel pintar pada Kuartal IV 2009 mencapai 53,8 juta unit, atau naik 41,1% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sepan­jang 2009 penjualan smartphone secara total mencapai 172,4 juta unit, atau naik 23,8% dari 2008.

“Pada 2009, vendor smart­phone seperti Research in Motion (RIM) dan Apple berhasil menarik minat para pengguna ponsel, ketimbang vendor ponsel eksisting lainnya yang sudah telanjur menguasai pasar. Masing-masing perusahaan berhasil menguasai 14,4% dan 19,9% pasar smart­phone di dunia,” ujar Milanesi.

Selain mendapatkan tekanan dari vendor smartphone, lima vendor ponsel top dunia, seperti Nokia, Samsung, LG, Mo­torola, dan Sony Ericsson, juga mendapatkan persaingan yang cukup ketat dari produsen ponsel asal China dan India.

Tiga dari lima vendor pon­sel top tersebut diketahui telah mengalami penurunan penjualan selama 2009. Jika digabungkan, kelima vendor ponsel tersebut mengalami penurunan total men­capai 75,3%. Padahal sebelum­nya, pada tahun 2008, kelimanya mengalami penurunan 79,7%.

Fakta ini langsung atau tidak langsung memberi gambaran be­tapa dahsyatnya gedoran produk-produk China dan India terhadap produk lansiran vendor-vendor mapan yang sudah memiliki pemi­nat maupun pembeli tetap. Seka­ligus pembenaran (sekali lagi), terhadap fenomena pembeli non-loyalis atau opunturir yang kapan­pun bisa beralih ke lain brand. Atau, mereka yang tak sepenuh­nya beralih, tapi melakukan upaya coba-coba. Tetap membeli brand paten yang sudah jadi pegangan, namun memberi ruang untuk men­coba brand anyar, yang bila co­cok, akan menjadi gadget kedua.

Total jumlah non-loyalis dan ’petualang gadget’ ini tampak­nya cukup besar. Jika tidak, tak mungkin mereka bisa melahirkan begitu banyak brand lokal di In­donesia, yang seiring berjalan­nya waktu terus terseleksi dan paga gilirannya akan menyisakan segelintir pemain mapan.

Jadi, optimisme, brand-brand lokal ujung-ujungnya memang bukan kalkulasi sembarangan atau sekadar untung-untungan. Masih ada ceruk pasar mengambang yang mereka bidik, termasuk para ’petualang’ yang punya uang lebih untuk membeli tambahan gadget dari luar vendor mapan.Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar

  ©Template by Dicas Blogger.

TOPO